Artikel ini kelanjutan dari artikel sebelumnya (bisa dilihat : DISINI! )
Para masterScalper sering membicarakan strategi tradingnya, stop loss dan take profit atau time frame trading, tetapi jarang memperhatikan stabilitas server dari broker, spread yang kadang bisa berubah atau kemungkinan broker berbuat curang atau lazim disebut broker yang scam.
Pada broker yang termasuk jenis NDD ini order client akan diteruskan langsung ke pasar, lembaga keuangan, bank-bank besar atau broker NDD lain yang lebih besar. Dalam hal ini client tidak trading melawan broker, tetapi langsung berhadapan dengan kondisi pasar sesungguhnya. Spread untuk broker jenis NDD ini berubah-ubah sesuai dengan keadaan di pasar yang sesungguhnya. Jika permintaan dan penawaran di pasar tidak seimbang maka spread bisa melebar.
Yang termasuk dalam jenis broker NDD adalah:
Para masterScalper sering membicarakan strategi tradingnya, stop loss dan take profit atau time frame trading, tetapi jarang memperhatikan stabilitas server dari broker, spread yang kadang bisa berubah atau kemungkinan broker berbuat curang atau lazim disebut broker yang scam.
Saat ini ada ratusan broker yang beroperasi di pasar retail forex. Masing-masing memiliki kemampuan teknis dan model bisnis yang disesuaikan agar cocok dengan profil trader yang berbeda-beda. Perbedaan yang ada pada broker tersebut tidak begitu penting bagi trader jangka panjang, bagi swing trader ada sedikit pengaruhnya tapi tidak signifikan, tetapi bagi trader harian dan scalper menjadi sangat penting karena berhubungan langsung dengan profit atau loss.
Berikut hal-hal tentang broker yang perlu diperhatikan jika Anda seorang scalper :
a.) Spread rendah
Pada dasarnya spread adalah biaya yang mesti Anda bayar baik profit maupun loss kepada broker atas jasa pelayanannya. Seorang trader yang tidak menggunakan cara scalping mungkin hanya akan membuka dan menutup order pada satu atau dua posisi. Walaupun biaya akibat spread masih tetap penting, tetapi bagi trader yang telah sukses dengan strategi tradingnya biaya spread atau jasa pelayanan broker tersebut masih bisa ditoleransi dan dianggap wajar.
Tetapi keadaannya menjadi sangat berbeda bagi seorang scalper yang membuka dan menutup posisi puluhan kali dalam waktu yang relatif sangat singkat, bahkan bisa lebih dari seratus kali sehari. Biaya akibat spread bisa menjadi sangat signifikan dan harus diperhitungkan dengan cermat.
Sebagai contoh seorang scalper membuka dan menutup 30 posisi dalam sehari pada EUR/USD yang spreadnya misal 3 pip, dengan ukuran lot yang tetap dan profit sebesar 2/3 dari posisi yang dibuka.
Dengan rata-rata profit per trade 5 pip dan loss rata-rata 3 pip maka tanpa biaya akibat spread total profit/loss yang diperoleh adalah:
Profit/loss bersih = (posisi yang profit) - (posisi yang loss)
= (20 X 5) - (10 X 3) = +70 pip total.
Hasil yang diperoleh cukup signifikan. Dengan memperhitungkan biaya akibat spread, maka:
Profit/loss bersih = (posisi yang profit) - (posisi yang loss + biaya akibat spread)
= (20 X 5) - (10 X 3 + 30 X 3) = -20 pip total.
Ya, hasil yang mengecewakan.
Walaupun jumlah trade yang profit 2 kali dari trade yang loss, dan rata-rata loss-nya hampir separuh rata-rata profitnya, tetapi dengan biaya akibat spread yang ikut diperhitungkan keadaanya menjadi agak diluar perkiraan. Dengan kondisi yang sama, untuk mencapai breakeven (balik modal) maka profit rata-ratanya mesti 9 pip per trade.
Bagaimana jika scalper tersebut beralih ke broker dengan spread yang hanya 1 pip untuk EUR/USD?
Dengan kondisi yang sama dengan asumsi sebelumnya, maka dengan memperhitungkan biaya akibat spread profit/loss bersih
= (20 X 5) - (10 X 3 + 30 X 1) = +40 pip total.
Kenapa hasilnya bisa begitu berbeda?
Karena selain memperoleh profit dari hasil trade, scalper tersebut juga harus membayar biaya akibat spread kepada brokernya untuk setiap posisi yang dibukanya baik yang menghasilkan profit maupun yang loss. Dengan demikian seorang scalper harus memilih broker yang memberi spread serendah mungkin terutama pada mata uang yang likuid.'
b.) Sarana analisa teknikal yang lengkap
Metode scalping sangat melibatkan analisa teknikal. Dengan time frame rendah yang sering digunakan scalper, pengaruh fundamental hampir tidak bisa dilihat efeknya secara proporsional dan sering diabaikan scalper. Scalper selalu fokus pada pola aksi dan reaksi pergerakan harga yang terjadi dari waktu ke waktu, oleh karenanya mereka sangat membutuhkan sarana analisa teknikal yang lengkap dan berkualitas. Dalam hal ini banyak broker yang telah menyediakan sarana analisa teknikal yang cukup lengkap dan memadai pada platform tradingnya.
Khusus bagi broker yang menggunakan platform trading populer Metatrader, ada yang memperbolehkan trader menggunakan semua jenis Expert Advisor (EA), tetapi ada juga broker yang membatasi trader menggunakan EA tertentu. EA adalah program yang diinstall pada terminal platform Metatrader dan ditulis dengan MetaQuotes Language 4 (MqL 4) (untuk versi terakhir), digunakan sebagai analisa untuk proses trading yang otomatis. EA diprogram untuk mengatur seluruh aktivitas trading secara otomatis sesuai dengan metode dan strategi trading, sehingga trader tidak harus risau dengan kesalahan analisa terutama jika merencanakan untuk membuka banyak posisi trading.
EA telah cukup populer dikalangan scalper akhir-akhir ini dan digunakan sebagai sarana trading yang utama. Banyak pihak yang menjual EA dengan fitur trading yang sudah jadi ataupun menerima jasa pembuatan EA sesuai fitur yang dikehendaki trader, bahkan ada broker yang menjual EA dan ada juga yang memberi cuma-cuma sebagai pelengkap sarana trading para nasabah atau client-nya. Tetapi apapun yang menjadi kebijakan broker tentang penggunaan EA, ada baiknya scalper menguji terlebih dahulu EA yang akan digunakan dalam account demo broker tersebut. .....
c.) Kebijakan scalping dr broker?
Dengan definisi dan batasan tentang scalping, para broker forex menentukan beberapa aturan misalnya besarnya pip minimal untuk stop loss dan target profit, serta ketentuan lain yang berhubungan dengan scalping. Walaupun mayoritas broker forex terkemuka memperbolehkan para client-nya menerapkan metode scalping dengan bebas, sebagian broker melarang dengan tegas penggunaan teknik scalping dalam trading.
Selain itu ada broker yang tidak dengan tegas melarang metode scalping, tetapi memproses order client-nya yang dicurigai menerapkan scalping dengan sangat lambat hingga metode scalping jadi tidak menguntungkan bahkan cenderung merugikan. Jadi harus tau sibroker anda. Curang kagak (baca : Ciri2 broker Curang)
Terlepas dari praduga adanya broker yang tidak jujur, agar aman dan nyaman dalam trading, scalper hendaknya memilih jenis broker yang Non Dealing Desk (NDD).
Pada broker yang termasuk jenis NDD ini order client akan diteruskan langsung ke pasar, lembaga keuangan, bank-bank besar atau broker NDD lain yang lebih besar. Dalam hal ini client tidak trading melawan broker, tetapi langsung berhadapan dengan kondisi pasar sesungguhnya. Spread untuk broker jenis NDD ini berubah-ubah sesuai dengan keadaan di pasar yang sesungguhnya. Jika permintaan dan penawaran di pasar tidak seimbang maka spread bisa melebar.
Yang termasuk dalam jenis broker NDD adalah:
- Broker jenis ECN (Electronic Communication Network) :
di broker jenis ini client dapat langsung berinteraksi dengan pasar tanpa intervensi dari pihak broker maupun dealer (dealing desk). Broker hanya mendapatkan keuntungan dari besarnya spread yang telah di mark-up. Cara kerja broker jenis ECN adalah dengan mempertemukan penjual dan pembeli secara nyata (real-time) dan on-line.
Walaupun broker jenis ECN makin populer, tetapi scalper harus waspada dan meneliti dengan cermat karena banyak broker yang mengaku jenis ECN tetapi penuh dengan manipulasi.
Cara yang paling aman adalah mengetahui regulasi dari broker tersebut dan menanyakan langsung ke pihak regulatornya.
Regulator yang kredibel dan benar antara lain: CFTC dan NFA (Amerika Serikat), FSA (Inggris), ASIC (Australia).
di broker jenis ini client dapat langsung berinteraksi dengan pasar tanpa intervensi dari pihak broker maupun dealer (dealing desk). Broker hanya mendapatkan keuntungan dari besarnya spread yang telah di mark-up. Cara kerja broker jenis ECN adalah dengan mempertemukan penjual dan pembeli secara nyata (real-time) dan on-line.
Walaupun broker jenis ECN makin populer, tetapi scalper harus waspada dan meneliti dengan cermat karena banyak broker yang mengaku jenis ECN tetapi penuh dengan manipulasi.
Cara yang paling aman adalah mengetahui regulasi dari broker tersebut dan menanyakan langsung ke pihak regulatornya.
Regulator yang kredibel dan benar antara lain: CFTC dan NFA (Amerika Serikat), FSA (Inggris), ASIC (Australia).
- Broker jenis STP (Straight Through Processing) : broker yang menghubungkan client dengan broker besar atau broker jenis ECN sebagai likuiditornya.
- Broker jenis DMA (Direct Access Market) : cara kerjanya mirip dengan broker ECN hanya saja broker jenis DMA ini terikat kontrak dengan likuiditor tertentu.
Scalper sebaiknya menghindari broker-broker yang tidak teregulasi dengan benar dan lazim disebut dengan broker bucket shop atau broker kaki lima.
Mereka sering mengecoh client yang masih awam dan belum mengetahui benar mekanisme perdagangan dalam pasar forex. Ketidak-nyamanan yang sering dilakukan broker jenis ini adalah eksekusi order yang lambat, requote oder yang berlebihan, dan server yang kadang-kadang terputus (down).
Ada pula yang menyebut broker jenis ini sebagai pembuat pasar sendiri (market maker) alias bandar? dimana broker tersebut menciptakan pasar dari para pembeli dan para penjual dari client-nya sendiri, dan bila volumenya tidak mencukupi broker yang akan menutup kekurangannya.
Metode scalping yang membuka dan menutup posisi dalam jumlah banyak dan waktu yang singkat jelas tidak efisien bagi broker market maker, oleh karenanya mereka cenderung tidak menyukai teknik scalping dengan memperlambat akses ke sistemnya, atau bahkan melarang teknik scalping digunakan.
Takut bangkrut ama ulahnya si Scalper ( krn kan : pencopet $$ ) ^_^
Mereka sering mengecoh client yang masih awam dan belum mengetahui benar mekanisme perdagangan dalam pasar forex. Ketidak-nyamanan yang sering dilakukan broker jenis ini adalah eksekusi order yang lambat, requote oder yang berlebihan, dan server yang kadang-kadang terputus (down).
Ada pula yang menyebut broker jenis ini sebagai pembuat pasar sendiri (market maker) alias bandar? dimana broker tersebut menciptakan pasar dari para pembeli dan para penjual dari client-nya sendiri, dan bila volumenya tidak mencukupi broker yang akan menutup kekurangannya.
Metode scalping yang membuka dan menutup posisi dalam jumlah banyak dan waktu yang singkat jelas tidak efisien bagi broker market maker, oleh karenanya mereka cenderung tidak menyukai teknik scalping dengan memperlambat akses ke sistemnya, atau bahkan melarang teknik scalping digunakan.
Takut bangkrut ama ulahnya si Scalper ( krn kan : pencopet $$ ) ^_^
d.) Slippage, requote dan pelebaran spread
Jika terjadi slippage atau loncatan harga, maka scalper akan sangat mungkin mengalami kerugian terutama jika mereka menggunakan pending order atau software trading otomatis, dimana stop loss dan target profit sudah ditentukan.
Slippage biasanya terjadi saat fluktuasi harga pasar sangat tinggi, dan yang sering kena adalah order yang bersifat stop, yaitu buy stop, sell stop dan termasuk stop loss.
Slippage biasanya terjadi saat fluktuasi harga pasar sangat tinggi, dan yang sering kena adalah order yang bersifat stop, yaitu buy stop, sell stop dan termasuk stop loss.
Requote atau permintaan order ulang karena ketidak tersediaan harga yang kita order di pasar juga sering terjadi saat fluktuasi harga yang tinggi, hanya saja ini terjadi pada order yang kita lakukan pada saat itu (instant execution).
Pelebaran spread bisa terjadi bila permintaan dan penawaran di pasar tidak seimbang, misalnya ketika banyak yang masuk posisi buy atau sebaliknya banyak yang sell seperti yang terjadi saat rilis berita penting atau sentimen pasar yang sedang menguat.
Pelebaran spread bisa terjadi bila permintaan dan penawaran di pasar tidak seimbang, misalnya ketika banyak yang masuk posisi buy atau sebaliknya banyak yang sell seperti yang terjadi saat rilis berita penting atau sentimen pasar yang sedang menguat.
Baik slippage, requote maupun pelebaran spread memang tidak sering terjadi tetapi sulit untuk dihindari karena kita tidak bisa memprediksi kapan fluktuasi harga akan tinggi. Yang pasti scalper bisa menghindari trading pada saat rilis berita penting yang dampak fluktuasinya besar (high impact).......
bersambung : klik ' Lanjutkan.......4
-------------------0/0--------------------
Belajar bareng yuk Bersama 'Trader Hitam Putih' Indonesia.
No comments:
Post a Comment